Sangiran
Lama sekali ingin ke Sangiran, tempat nya sebetulnya ga terlalu jauh dari jogja, tapi kalau sendiri atau berdua bingung mau naik apa kesana, mau naik motor capek, naik angkutan ga tau turun mana...*tapi sekarang dah tau ancer - ancer nya ^_^)
Akhirnya, Saya dipaksa oleh teman - teman saya, yang penting liburan keluar jogja, akhirnya kita putuskan ke Sangiran (lumayan dapat tumpangan gratis :P ). Berangkat dari Jogja jam 8 pagi, itupun saya datang dah molor....
Sangiran berada di utara kota solo, sepetinya masuk ke Kabupaten Boyolali. Sampai di Sangiran jam setengah sebelas siang, kami ke Museum nya dulu, patung manusia berwarna hitam menyambut kami, disekitar museum terdapat beberapa kios yang menjual souvenir berupa batu, batu fosil malahan.
Kami masuk ke gedung (lupa bayar ga ya masuknya), ada beberapa gedung, ada beberapa yang sepertinya ga di pake dan masih diperbaiki, ruang untuk museum menjorok di dalam, sebetulnya saya sangat menyayangkan world heritage tapi gedungnya kayaknya memprihatinkan.
Gedung pertama yang kita masuki berupa diorama manusia purba, cara manusia purba hidup dan mencari makan.
Museum Sangiran sebetulnya kecil ruangannya, tapi di dalamnya barang - barangnya berharga sekali dan mengandung unsur sejarah, banyak tengkorak binatang yang berukuran raksasa, tengkorak manusia dari mulai yang paling tua. takjub sekali kita.
Kelar di museum kita keluar, ada beberapa temen yang membeli souvenir batu fosil.
Kita selanjutnya menuju Gardu pandang, disini terlihat sungai tempat di temukan nya fosil - fosil purba, sayang banyak nya pohon menutup tanah yang merupakan lapisan - lapisan dari berbagai di temukannya fosil, kita bisa melihat dari gardu pandang di atas dan terlihat pohon - pohon hijau (tidak menarik karna yang kita mau liat tanah nya bukan pohon - pohonnya, mungkin kalau treking ke bawah bisa kelihatan ya)
Di gardu pandang ada pemutaran film mengenai di temukan nya fosil, bayar 50 ribu per rombongan, awalnya kita pesimis, paling filmnya burem..hehehhe.. ternyata film dokumenternya menarik ya, menceritakan dari permulaan ahli yang menemukan fosil di sangiran, terus ahli selanjutanya, prosesnya dan hingga saat ini. recomended lah.
*sayang sekali sangiran dibiarkan apa adanya dan terkesan ga terawat, padahal di dalam nya tersimpan banyak ilmu dan sejarah sampai kita menahan nafas saking takjubnya, Sangiran tentu ga kalah sejarahnya dengan Melaka, tapi Melaka sangat terawat sekali (maaf jika membandingkan).
februari 2010
Akhirnya, Saya dipaksa oleh teman - teman saya, yang penting liburan keluar jogja, akhirnya kita putuskan ke Sangiran (lumayan dapat tumpangan gratis :P ). Berangkat dari Jogja jam 8 pagi, itupun saya datang dah molor....
Sangiran berada di utara kota solo, sepetinya masuk ke Kabupaten Boyolali. Sampai di Sangiran jam setengah sebelas siang, kami ke Museum nya dulu, patung manusia berwarna hitam menyambut kami, disekitar museum terdapat beberapa kios yang menjual souvenir berupa batu, batu fosil malahan.
Kami masuk ke gedung (lupa bayar ga ya masuknya), ada beberapa gedung, ada beberapa yang sepertinya ga di pake dan masih diperbaiki, ruang untuk museum menjorok di dalam, sebetulnya saya sangat menyayangkan world heritage tapi gedungnya kayaknya memprihatinkan.
Gedung pertama yang kita masuki berupa diorama manusia purba, cara manusia purba hidup dan mencari makan.
Museum Sangiran sebetulnya kecil ruangannya, tapi di dalamnya barang - barangnya berharga sekali dan mengandung unsur sejarah, banyak tengkorak binatang yang berukuran raksasa, tengkorak manusia dari mulai yang paling tua. takjub sekali kita.
Kelar di museum kita keluar, ada beberapa temen yang membeli souvenir batu fosil.
Kita selanjutnya menuju Gardu pandang, disini terlihat sungai tempat di temukan nya fosil - fosil purba, sayang banyak nya pohon menutup tanah yang merupakan lapisan - lapisan dari berbagai di temukannya fosil, kita bisa melihat dari gardu pandang di atas dan terlihat pohon - pohon hijau (tidak menarik karna yang kita mau liat tanah nya bukan pohon - pohonnya, mungkin kalau treking ke bawah bisa kelihatan ya)
Di gardu pandang ada pemutaran film mengenai di temukan nya fosil, bayar 50 ribu per rombongan, awalnya kita pesimis, paling filmnya burem..hehehhe.. ternyata film dokumenternya menarik ya, menceritakan dari permulaan ahli yang menemukan fosil di sangiran, terus ahli selanjutanya, prosesnya dan hingga saat ini. recomended lah.
*sayang sekali sangiran dibiarkan apa adanya dan terkesan ga terawat, padahal di dalam nya tersimpan banyak ilmu dan sejarah sampai kita menahan nafas saking takjubnya, Sangiran tentu ga kalah sejarahnya dengan Melaka, tapi Melaka sangat terawat sekali (maaf jika membandingkan).
februari 2010
Komentar